Yap Assalamu'alaikum Ii Holillah disini..
Alhamdulillah, pagi ini aku mendapat rizki berlimpah. Bertemu dengan seorang ibu, ibu yang sholihah. Ibu yang pikiran, perkataan, dan perbuatannya diupayakan selalu bersama Allah.
Ibu ini adalah ibu dari adik mentoring keislaman yang kubina. Ibu yang sangat bersahaja. Aku memetik hikmah yang banyak dari pertemuan ini.
Aku jadi sadar bahwa sesungguhnya selama ini aku tertipu dengan aksesoris-aksesoris dunia. Aku belum menjadikan Allah prioritas utama untuk berpulangnya segala hal.
Ucapnya, sosok mbak ii sudah cukup melekat di anak saya, sudah seperti ibunya anak-anak. Saya melihat kedekatan kalian. Kita saling berkomunikasi untuk kebaikan anak saya.
Ucapnya, Segala urusan berkaitan dengan Allah itu harus direspon positif oleh manusia, apalagi kita sebagai orangtua.
Ucapnya, Semua yang sudah kita upayakan, kembali lah kepada Allah berpulang segala urusan. Allah yang atur (Kalian tahu, ungkapan ini benar-benar Qaulan Tsaqilaa ungkapan ini keluar dari seorang yang sangat dekat dengan Allah. Aku benar-benar rasakan itu).
Ucapnya, Komunikasikan segala mimpi-mimpi kita ke anak didik ataupun anak nasab kita. Support segala hal yang berkaitan dengan HabluminnaAllah (Jodoh, Sehat, Sakit, Maut, dan Rizqi) dengan posistif. Jangan lukai hati anak-anak dengan respon negatif kita.
Ucapnya, produktiflah dalam menunggu. Menunggu rizki Allah hadir untuk kita. pun itu tentang jodoh. Persiapkan Tsaqofah (pengetahuan), Ruhiyah (spiritualitas), Fanniyah (keterampilan), Iqtishodiyah (perekonomian), dll.
Ucapnya, Allahusshomad (Allah tempat meminta segala sesuatu). Nanti kalau sudah bersuami, Allah lah Shomadmu. Jangan ada shomad-shomad yang lain.
Ucapnya, Era saat ini, pembinaan seorang muslim tidak lagi hanya tentang materi-materi pembelajaran dan pembinaan. Itu semua sudah bisa diakses di mana saja. Buku, internet, dsb. Hari ini adalah era aplikasi. Ayah dan Ibu sebagai contoh aplikasi riil bagi anak dalam menempa diri menjadi muslim sejati.
Ketika pembicaraan berlangsung, aku menitikkan airmata. Saat makin sadar, Allah lah tempat kita kembali. Kampung Akhirat lah tempat kita berkumpul, dan Cita-cita kita adalah menjadi prajurit-prajurit Allah.
Tidak sampai disitu, gemuruh hatiku terus berlanjut, saat ia ucapkan, Ummi sendiri yang melamarkan wanita tersebut buat Abi. Abi tidak sedikit pun mengetahui. setelah dua pekan Ummi tunggu jawaban, hari Kamis Ummi minta Abi akad nikah dengan wanita itu.
Ummi sendiri yang telepon anak-anak untuk mengabarkan hari bahagia tersebut. mereka menyebut wanita itu dengan Bunda.
Tujuh tahun Ummi bersama wanita itu. mengarungi panas dan hujan dalam dakwah, tidak terbersit hal tersebut sampai Allah berikan ilham bagi Ummi melamarkannya untuk Abi tahun 2010. Ummi bilang sudah banyak yang berbilang namun mereka bersama syaithon. Tapi kita, marilah Bi, kita bersama Allah.
Ucapnya, Ummi menanti rizqi lagi ayat-ayat Allah apa yang akan Ummi laksanakan lagi.
Y Allah Ummi, bahagia rasanya hari ini bisa bertemu Ummi.
Ucapnya, ikatan hati karena Allah yang bisa membuat kita bertemu.
Ummi Abi lah murabbi (guru) pertama bagi anak-anak kami. orang-orang diluar itu (murabbi/guru) yang membantu kami, jadi tidak apa-apa bagaimanapun karakternya, rizqi masing-masing anak.
dan akhirnya kami berpisah, aku mohon izin kepadanya untuk kembali ke ruangan kerjaku karena sudah pukul 09.00 WIB. Aku tawarkan beliau untuk ke ruanganku agar bisa bertemu dengan teman-temanku yang lain.
Ucapnya, Ummi mau lanjut baca Al-Qur'an dulu ya, tadi belum sampai satu juz. nanti kalau sempat Ummi ke sana.
Aku hantarkan sekotak brownies untuknya. Ia berucap lagi, Tahaddu Tahabbu (Saling memberi hadiahlah kamu maka kamu akan saling mencintai).
AllahuAkbar.
*Tulisan ini tidak runut alur ceritanya, dituliskan seingat penulis. Tidak dilebih-lebihkan. Maklumlah, Aku ini Sanguinis Populer. Agak lupa runut, maka dari itu segera menuliskan, agar makin tidak lupa inti-intinya.
Sawangan, 05 Januari 2011
#TarbiyahMadalHayah
*jika mau meng-copy mohon izin dulu ke penulisnya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar