Yap Assalamu'alaikum Ii Holillah disini..
Ahad, 11 Desember 2011, Saya mendapat pengalaman berharga. Kisahnya sangat terkait dengan postingan Saya sebelumnya "Menerima Tanpa Syarat". Jadi, waktu itu Saya berkesempatan berbagi dengan teman-teman IKRIMA (Ikatan Remaja Masjid Al-Mukhlisin) Cinere. Saya diminta oleh Rista (Teman SMA yang pernah saya ceritakan juga
disini) untuk mengisi acara pembekalan pengajar di Masjid tersebut. Intinya, sih lebih ke
sharing bagaimana
Creative Teaching itu. Saya sih tidak tahu banyak teorinya, tapi saya hanya praktisi saja :)(Guaaayyaaa >.<).
IKRIMA ini punya kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis masjid, katakanlah begitu. Mereka punya agenda rutin mengajari anak usia TK dan SD untuk belajar bersama kakak-kakak di IKRIMA. Fokus pelajarannya Matematika dan Bahasa Inggris. Mungkin sudah banyak komunitas yang melakukan hal yang serupa, tapi buat saya ini tetaplah istimewa. Kenapa? karena buat saya keinginan konsisten mengajar dan memperbaiki pengajaran, itu tidak semua pengajar miliki. Apalagi mereka tidak dibayar alias sukarela.
Saya datang sekitar pukul 13.00 ke masjid itu. Akses ke masjid tersebut melalui Jalan Markisa yang tidak begitu jauh dari Cinere-Depok Mall, saya naik becak untuk sampai ke masjid itu. Sudah lama juga
gak naik becak. Mudah-mudahan Abangnya
gak keberatan
ngangkut Saya (Haaa..). Wah senang sekali ketika masuk masjid, sudah ada Rista dan Dede (nama lengkapnya Aditya Soleha, beliau teman Saya di SMA, sekarang beliau bekerja di LEMHANAS sebagai pustakawan). Selain itu, ada satu orang lagi, bernama Budi (dipanggilnya Kak Budi). Terlihatnya
sih beliau kepala suku IKRIMA ini.
Sekitar pukul 13.30 mulailah Saya dan teman saya Dewi (ini juga teman SMA saya, beliau Alumni Psikologi UI 2006) mengisi sesi
sharing something ini ke para pengajar. Dewi mengisi tentang sesuatu yang intinya
Why We are Teaching. Keilmuan psikologi dan leadership atau SDM (dia bekerja di KUBIK Leadership) dia sambungkan dengan materi ini. Gambarannya, Dewi sesi ilmiahnya, saya sisi
gak ilmiahnya -.-" (haa..apa coba).
Setelah Beres
sharing, mulailah masuk sesi tanyajawab, berkeluhkesah, dan berbagi ide. Menarik sekali obrolan-obrolan yang terucap di sesi ini, sampai-sampai ada yang minta kartu nama segala (aduuh ceilah..susahsuit..susahsuit..). Tapi yang paling menarik buat saya adalah kehadiran Kak Budi. Saya
curios banget sama yang namanya Kak Budi ini, beliau ini katanya kerja di Mitra Netra, Lebak Bulus (Saya tau ni tempatnya, sering saya
nongkrong dekat sini, kalau ada pengajian satu Kecamatan Cilandak ->pengajian apa ini -.-"). Saya dapat info ini dari Dede. Hmmh..pantas ada yang istimewa dari Kak Budi ini.
Saya perhatikan selama acara berlangsung, ada yang beda, beliau kalau menulis itu matanya dekaaaat sekali dihadapkan ke kertas. Selain itu, mengetik sms pun agak diraba-raba oleh jemarinya. Saya baru tahu ada yang spesial setelah melihat adegan beliau menulis, karena secara fisik kedua matanya seperti manusia umumnya. Saya pun belum bisa memastikan jenis kespesialan matanya itu apa namanya.
Aah..tapi yang bikin
curios buat saya itu bukan yang itu. Tapi, ketika saya tahu dia adalah guru terfavorit bagi murid-murid yang ada di sana. sampai-sampai kalau bukan Kak Budi yang mengajar, murid-murid kurang semangat jadinya. Para pengajar pun banyak bercermin kepadanya.
Saya tanya ke beliau, "Apa sih Kak yang resepnya bisa disukai anak-anak begitu?"
"Apa saja yang Kakak lakukan?" Tanya saya lagi.
"Saya biasakan memulai pelajaran dengan menyapa mereka, bagaimana kabarnya, sehat atau tidak." Jawabnya.
"Setelah itu Saya beri mereka pilihan-pilihan, materi apa yang mau diajarkan." Katanya lagi.
"Ditengah-tengah pengajaran saya suka memberikan cerdas cermat, agar anak-anak tidak bosan dan ingat dengan materinya." Terang beliau lagi.
Selain itu ada kata-kata menarik dari dia. Sebagai manusia kita mesti memberikan epos kepada orang lain. Saya bingung, clingak clinguk..mencoba mencari tahu, kata Rista, itu i, Epos..Energi Positif..
Oalah...keren bener ya pengajar yang satu ini. Wuiih Saya benar-benar bersyukur deh dicelupkan Allah ke komunitas ini. Saya malah yang banyak belajar dari kelompok ini. FYI, ini ada di suasana perkampungan yaa..lugu-lugu orangnya. Salut Saya sama pengajar yang ada di sini. Mereka rat-rata mahasiswa tingkat 1-2, yang paling dewasa itu Kak Budi dan satu lagi pemimpin IKRIMA ini (saya lupa namanya, Mukhlis, Mukhsin, atau siapa gitu). Usia kedua orang tersebut rentang 24-28 th.
As you know, tidak banyak orang yang tinggal di suasana perkampungan yang bisa atau mau kuliah. Hebatnya, buat Saya mereka mau mengajarkan orang lain, mengisi waktunya dengan berbagi ilmu. Pasti bukan tanpa sebab-sebab sederhana. Mereka tahu, bahwa menjadi orang-orang berilmu itu sungguh membuat kita semakin bersyukur. Selain itu, kita pun bisa merubah kehidupan ke arah yang lebih baik.
Satu pelajaran lagi, Kak Budi adalah contoh manusia yang Menerima Tanpa Syarat apa yang telah dititahkan untuknya oleh Allah. Kesyukurannya membuat ia memberikan Epos pada semua orang. Kekuatannya melebihi orang-orang yang katanya punya dua mata sempurna.
Ya, bersyukur..kunci utama bahagia :)
Terimakasih Allah..Engkau memberikanku sebab untuk bersyukur...
Semua Engkau ajarkan sebelum Aku mengambil keputusan besar itu...
Semakin cinta pada Allah...