Yap Assalamu'alaikum Ii Holillah disini..
Neng iHoL sedang berpikir tentang Menerima Tanpa Syarat..
ini didapat dari pergumulan otak seharian di hari Jum'at, 09 Desember 2011 lalu. ada seorang adik kelas bercerita tentang pengalamannya mengikuti talkshow di TVRI yang pembawa acaranya itu bunda Neno Warisman. Apa ya nama acaranya? Untukmu Keluarga Indonesia bukan ya? lupa..sudah lama tidak menonton itu soalnya..
Salah satu pembicara disitu mengungkapkan tentang hal berikut ini, Kebanyakan perusahaan akan merekrut karyawan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Misal, laki-laki, usia maksimal 28 tahun, minimal lulusan S1, diutamakan jurusan ekonomi dan manajemen, IPK min 3.00, bisa baca tulis AlQur'an, bisa mengoperasikan Ms. Office, Aktif berorganisasi, berjenggot, berkumis tipis, berkantong tebal, dan mau membina rumah tangga Islami..(ehhh..salah-salah keterusan, bukan itu mah nyari suami ya -____-"). Katakanlah begitu, lalu pembicara tersebut bilang, kalau saya tidak akan mencari karyawan yang memenuhi semua spesifikasi tersebut. Saya akan mencari karyawan yang justru tidak memenuhi kriteria. Kenapa? karena setelah ia bekerja dengan Saya, Saya akan membuat dia bisa memenuhi kriteria tersebut. Bahkan untuk orang difeable (cacat) sekalipun. Hmmh..ada gitu bos yang mau begitu ya...
Ada satu cerita lagi, ini dari kisah seorang trainer outbond, ketika outbond, ada peserta yang kakinya sudah buntung sebelah. Namun, ternyata ketika permainan merayap-rayap di tanah peserta tersebut justru yang menjadi peserta terbaik!
"How Come?" begitu tanya trainernya, "Kenapa malah kamu yang jadi peserta terbaik?" tanyanya lagi
"Pak justru saya kasihan sama peserta yang masih utuh punya dua kaki, tapi mereka tidak dapat menjadi yang terbaik." jawab peserta tersebut.
"Badan mereka jadi lebih berat, karena ada dua kaki, sedang saya jadi lebih ringan dengan satu kaki." ungkapnya lagi.
Apa pendapat teman semua?
Ini yang disebut Berpikir Antitesa..berpikir kebalikan..
Berpikir yang tidak pada umunya ini terlihat keren yaaa?
Disaat semua orang berpikir dengan standar yang sama, justru orang-orang yang berpikir kebalikan seperti menjadi oase ditengah banyak orang meributkan ingin menjadi "seseorang" yang diterima secara umum.
Selain itu, bagi si empunya peran sebagai orang yang berpikir antitesa, itu sungguh membuat mereka menjadi orang yang berjiwa besar dan ksatria. Pemimpin yang menyejukkan. Bahkan mungkin tidak ada kata minder dalam hidupnya. Satu hal lagi, mereka mampu menerima tanpa syarat.
bagaimana dengan kita yang masih berpikir seperti manusia pada umumnya?
ingin sekali menjadi orang yang cantik atau ganteng?
ingin langsing?
ingin jadi karyawan serba bisa?
ingin punya pasangan serba sesuai dengan keinginan kita?
Kemudian, ketika semua itu tidak bisa kita raih, kita marah, kecewa, putus asa, stres, bahkan bertengkar dengan orang lain.
wah..wah..mungkin, jika kita terus berpikir seperti itu..bisa aja kita tidak akan pernah puas menjalani hidup. Semua serba konflik. ya, BERMASALAH. masalah itu kan ketidaksesuaian antara realita dan idealita. Serba melankolis dan serius jadinya.
So, maukah kita menerima tanpa syarat?
tanpa tapi...
teruntuk yang sedang menulis skripsi, mencari pasangan, menentukan jadi melamar atau tidak, mencari pekerjaan, merasa dirinya buruk, atau bahkan yang merasa dirinya paling benar.
Selamat, ternyata paradigma yang tidak sesuai dengan orang kebanyakan bisa jadi itulah yang lebih baik.
Biar Rebah Jangan Pernah Berubah
Biar Terbuang Jangan Pernah Berhenti Berjuang
Ii Holillah, SEI
Ciputat saat Hujan dan Adzan Maghrib, 10 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar