Rabu, 09 Mei 2012 saya dan sahabat sekantor saya, Mbak Ai Nur pergi ke sebuah seminar di gedung SMESCO Jakarta. Kami tidak sengaja menghadiri seminar tersebut. Mbak Ai mendapat email dari online bookstore bukuanakmuslim.com penawaran seminar tersebut. Kami tertarik karena seminar tersebut dihadiri oleh Pak Munif Chatib, tokoh pendidikan dari Surabaya. Penulis 4 buku yaitu Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, Orangtuanya Manusia, dan Sekolah Anak Hebat dan Juara. Selain Pak Munif Chatib, ada juga Ibu Dewi Yogo P, MHt pakar hypnoparenting, dari Club Hipnosis Sehati (CSH).
Berikut Saya kutipkan rangkuman seminar tersebut
Hypnoparenting
Hypnosis adalah mendidik anak dengan sugesti positif agar anak sehat, cerdas, bahagia, dan berprestasi. Dengan begitu orangtua juga bahagia. Sejarah hipnosis dahulunya untuk menjinakkan kebinatangan manusia
(animal magnetism). Konsepnya hypnosis is not sleep. Anda masih setengah sadar, Anda
masih bisa menolak (saat tidur, Anda pasif).
Berikut adalah kondisi-kondisi gelombang otak
Beta (non sugestif)/kognitif -> alfa
(sugestif-sgt sugestif) -> teta (tidur) -> delta
(non sugetif/mendengkur)
Hypnosis adalah melakukan deaktivasi otak kiri . Dr. Dewi mengungkapkan, bahwa acara-acara televisi yang menggunakan hipnotis adalah tipuan karena tidak mungkin ketika otak kiri di deaktivasi seseorang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan logis.
Mbak Ai, Bu Dewi, saya :) |
Beberapa Realitas saat ini yaitu Bapak dan ibu bekerja dan lingkungan pergaulan yang dinamis. Membuat hipnosis berkembang di dunia parenting. Lalu mengapa hipnosis? Karena manusia memiliki primitive instinct (alligator brain), contohnya adalah sikap malas, membangkang
dsb (nafsu
hewani).
Manfaat hypnosis:
1. Mencegah timbulnya psikosomatis pada anak (penyakit
psikologis)
Dr. Dewi mengungkapkan, penjahat itu masuk kategori psikopat.
2. Maintenance: menjaga ketahanan mental anak
3. Rekonstruksi: pemulihan kejiwaan karena ada trauma.
Lalu Bagaimana melakukan Hypnosis pada anak? Caranya dengan disampaikan berulang-ulang. Seperti zikirjuga
berulang-ulang. Anak pun perlu dicek rangsang empatinya. Karena anak-anak yang melakukan sikap anti sosial itu karena mereka kurang empati. Cara mengetahui rangsang empati pada anak, dengan menggelitiknya, jika ia memberi respon berarti sikap empati sudah tumbuh dalam dirinya . Jika anak tidak merespon mesti diwaspadai. Kurangnya rasa empati bisa menimbulkan anti
social (tawuran, narkoba, mencuri dsb). Kemudian, berikanlah sugesti positif pada anak.Caranya katakanlah padanya, sayang..kamu lebih baik
kalau (sugesti positif Anda)..(belai rambut anak Anda sekitar 15 kali). Atau katakan ayo shalih, professor bunda (panggilan positif untuk anak) bangun..
Akhir Pembicaraan Dr. Dewi, Rangsang anak dengan apapun, tidak hanya dengan mainan agar serabut
otak bekerja, sehingga banyak kategori kecerdasan yang dimiliki anak Anda (Multiple Intelligence).
Mengenai hipnosis ini mungkin ada sebagian kalangan yang belum bisa menerimanya atau masih dalam kondisi pro dan kontra. Namun, menurut Saya, banyak hal positif yang dapat diambil dari pemaparan Dr. Dewi mengenai hipnosis. Pesan terpentingnya adalah bahwa Agama adalah panduan yang benar dan jelas mengenai bagaimana Anda mendidik anak Anda :). Islam sudah cukup menjadi referensi kita dalam mendidik anak. Hipnosis ini ada untuk membuktikan kebenaran ajaran Islam mengenai pendidikan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar