Kaifa Tughoyyir Hayaataka 'Inda Ramadhan (Bagaimana Merubah Hidup Kita Pada Bulan Ramadhan)
Oleh
Syaikh Kholid Adh-Dho’yan (Abu Faishol)
Direktur
WAMY Regional Arab (Membawahi Asia)
Tarhib
ini diterjemahkan oleh, Ahmad Muthi,Lc., M. Si. (Sekretaris WAMY Indonesia dan
Dosen STEI SEBI)
pada acara Tarhib Ramadhan, Senin, 2 Juni di Masjid Al Yarmuk, STEI SEBI
Syaikh Kholid ini pensiunan Guru, sudah menjadi Guru selama
30 tahun lebih. Keunikannya melakukan pengajaran dengan simulasi.
Dalam setiap Ramadhan harus ada amalan yang lebih baik.
Ramadhan sebagai bulan perubahan. Kita tidak tahu apakah akan berjumpa dengan
Ramadhan walau beberapa hari lagi. Berikut ini adalah contoh perbuatan buruk, seperti,
merokok, iri dengki, cerita cinta, flashdisk berisi video kurang terpuji,
obrolan berlebihan antara laki-laki dan perempuan, tidak menghargai waktu,
jorok, suka berbuat onar, banyak tidur, banyak bercanda, banyak menonton tv,
memata-matai (tajasus), ghibah, dsb. Apakah kita siap mati dengan perbuatan
ini? Dan ingat Ramadhan ini ada piala dunia.
Untuk berubah, ada beberapa bagian yang perlu kita ketahui,
Bagian 1 – Persiapan untuk berubah
1. Membuat program pribadi
Kalau kita melakukan perbuatan 6 sampai 21
kali maka kita akan terbiasa. Ramadhan selama 29-30 hari jika kita ingin berubah,
maka ini kesempatan.
2. Mengambil keputusan
Kalau ingin meninggalkan perbuatan
buruk,kita sendiri yang memutuskan. Seperti saat mau berbuka apakah kita perlu izin pada suami
dan dosen?
3. Keluar dari zona nyaman-kebiasaan
Kebiasaan yang buruk bahkan mubah kita
inovasikan (tinggalkan) pada bulan Ramadhan.
4. Mengatur waktu
Dalam Ramadhan,kita dapat mengatur waktu
dengan baik. Sahur dan berbuka menjadikan kita disiplin. Kita ini umat yang
menghargai waktu (terbukti dengan shalat 5 waktu).
5. Pencapaian pribadi
Punya target pencapaian pribadi
Bagian 2 – Syarat Perubahan
Seperti QS 13:11, Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kalau kaum tersebut merubahnya.
Berikut ini cara meraih kesuksesan. Ada 7 cara, kesuksesan
ini ada dalam kamar Anda.
1.
Atap, ada obsesi duniawi-ukhrawi (masuk syurga,
bertemu rasul dan sahabat). Kita punya obsesi yang tinggi,semakin tinggi
semakin sulit meraihnya.
2.
Jendela, bila melihat keluar,punya pandangan
jauh ke depan.
3.
Jam, mengatur waktu sesuai rencana
4.
Pintu, bersungguh-sungguh membuka pintu dan
dengan jalan yang baik.
5.
Cermin, melihat diri kita (sebelum merubah orang
lain).
6.
Baju, perbaiki kesalahan,baju yang tidak dipakai
lagi dibuang bukan?
7.
Tanah/Bumi yang dipijak, bersujud menjalin hubungan
yang erat pada Allah.
Syarat lain,untuk meraih
kesuksesan,
- Ada keinginan kuat dari dalam diri.
- Punya pengetahuan tentang perubahan, gunakan berbagai cara.
-
Dengan berbagai cara,dari cara yang minimalis
sampai yang ekstrem.
Ada kisah seorang teman syaikh, yang sulit
untuk bangun subuh berjamaah di masjid, walau sudah pakai waker dari yang besar
dan kecil. Hingga akhirnya ia minta pada temannya untuk mengikat kakinya,
sehingga jika waktu subuh tiba temannya tinggal menarik dari bawah jendela :0
- Saling mengingatkan dengan teman
Bagian 3 – Metode Perubahan
1. Tulis apa yang akan dilakukan (sebelum tidur)
Buatlah prioritas amalan mulai dari yang sangat
penting, penting, dan tidak penting. Amalan-amalan dasar seperti shalat,berdoa,
puasa,tilawah Qur’an, birrul walidain (berbakti pada orangtua) jadikan
prioritas sangat penting. Agar tidak ada peluang berbuat dosa.
2. Tulis pertanyaan kenapa ingin meraih itu ? karena …… (tulis dalil atau motivasinya)
3. Tentukan waktunya kapan? à Ramadhan ! kita tentukan waktunya agar setelah ramadhan kita telah terbiasa.
4. Lakukan/Praktikkan yang ingin kita raih sesering mungkin.
5. Do’a di waktu mustajab, pada saat berbuka, antara adzan dan iqamah, saat khatib naik mimbar,dan do’a berulang-ulang.
Sebuah kisah tentang Qiyamul lail
Apakah Anda mengenal Harun Ar-Rasyid? Seorang Khalifah di
masa Dinasti Abbasiyah. Oleh media, ia digambarkan sebagai orang yang hidup
mewah dan memiliki banyak selir. Padahal Harun Ar Rasyid adalah seorang
khalifah yang satu tahun berhaji, satu tahun kemudian berjihad. Istrinya
bernama Zubaidah. Zubaidah berinfaq penyediaan air bersih dari
Mina-Mudzalifah-Arafah. Pada saat ia telah wafat, seorang temannya bermimpi
Zubaidah masuk syurga,kemudian dipertanyakan apakah karena infaq penyediaan
air? Ternyata bukan infaq tersebut yang membuatnya masuk syurga. Zubaidah masuk
syurga karena amalan tersembunyi miliknya, ia tiap malam tahajjud 2 rakaat!
I Miss You Ramadhan....