Ayo Berbagi Cerita

Disini silakan kamu berbagi cerita dan cita-cita..karena dengan bercerita cita-citamu akan diketahui banyak orang: bersilaturohim!

silaturohim memperluas rizqi kan..nah, mudah-mudahan dengan orang-orang tahu cita-cita kita, mereka menjadi perantara Alloh untuk membantu mewujudkannya.....^_^v

Biar Rebah Jangan Pernah Berubah..

Biar Terbuang Jangan Pernah Berhenti Berjuang!!

Kamis, 19 Januari 2012

Shalihah

Yap Assalamu'alaikum Ii Holillah disini..

Gambar diambil ukhti27.blogspot.com
Shalihah selalu jelita. Tak berkaitan dg warna kulit, tinggi dan berat badan. Ia menjelma krn kukuhnya iman, dan ikhlashnya amal. (@emfatan M Fatan Fantastik)

Rabu, 11 Januari 2012

Anak

Yap Assalamu'alaikum Ii Holillah disini..

Hari ini mendapat cerita, ilham, petunjuk, contoh, gambaran atau apapun itu tentang anak.

Bermula dari hasil menyimak ceramah pagi TVRI bersama ustadz Hari Moekti. Beliau bilang dosa-dosa itu bisa diampuni dengan shalat da puasa. Tetapi ada dosa-dosa yang hanya/bisa diampuni melalui melahirkan.
Jadi terpikir, wah Subhanallah, mereka yang punya anak banyak. Berapa banyak dosa yang gugur karena melahirkan. Allah Maha Memuliakan ibu.

Kemudian berlanjut, saat datang ke kantor, aku menceritakan ke Mb Ai (teman sekantor yang pernah kuceritakan di blog ini) hari ini aku mendapatkan pencerahan setelah mendengar ulasan dari ustadz Hari Moekti. Ya Walau belum pernah merasakan melahirkan, tetapi jadi bersemangat sekali mendengarnya. Lalu kita sambung cerita dengan keinginan Mb Ai dan suaminya untuk memberikan adik bagi Syamil (Anak pertama mereka). Ada satu obrolan terkait hal tersebut, bahwa mendapatkan anak itu rizki. Maka suka-suka atau terserah Sang Maha Pemberi Rizki mau kasih atau tidak.

Lalu aku berujar, "Atau Kita yang memantaskan diri untuk diberikan anak oleh Allah." Kata Mba Ai, "Ya benar juga banyak calon orangtua yang memang secara sikap belum pantas jadi orangtua." "Misalnya, ada suami yang marah-marah ketika mendengar tangisan anak kecil di rumahnya." Kata Mba Ai lagi. "Atau ada yang suka sensi, marah, judes, iri hati dengan kebahagiaan orang lain." Kataku menambahkan.

Kemudian kami membuka facebook, melihat link tulisan pak Jamil Azzaini, disini . Komentar kami, "Wah Syamil gimana nih mau dipesantren tahfidz in dari SD."
Kami dapat link tersebut dari seorang teman dosen Feddy Fabachrain, SEI namanya. Istri beliau seorang pemerhati psikologi pendidikan anak, jadi agak nyambung ketika kami menanyakan lebih lanjut tentang hal tersebut ke beliau. Takdir Allah, hari ini beliau ada jadwal mengawas UAS, jadi kami bisa membicarakannya lebih lanjut.

Saat istirahat makan siang kami membicarakan itu. Kak Feddy bercerita tentang pengalamannya mengasuh anak-anak SD pesantren tahfidz di Kudus, Jawa Tengah. Beliau pernah mengabdi di sana untuk menjalankan kewajiban sebagai santri Gontor ketika itu. Ungkapnya, memang ada perbedaan. Ada benarnya yang diungkapkan pak Jamil itu. Lalu bagaimana solusinya? ini yang masih dicari.


Buat saya sih tentang hal ini, yang saya tangkap berdo'alah  jauh-jauh hari minta keturunan yang seperti apa sama Allah. Agar sudah pada saatnya tiba, kita tidak kesulitan lagi membentuknya dengan segala persiapan yang kita sudah lakukan. Pun belum menikah.

Teruntuk, yang belum menikah, baru menikah, sudah punya anak, dan ingin menambah anak.

Kamis, 05 Januari 2012

Allahushshomad

Yap Assalamu'alaikum Ii Holillah disini..

Alhamdulillah, pagi ini aku mendapat rizki berlimpah. Bertemu dengan seorang ibu, ibu yang sholihah. Ibu yang pikiran, perkataan, dan perbuatannya diupayakan selalu bersama Allah.
Ibu ini adalah ibu dari adik mentoring keislaman yang kubina. Ibu yang sangat bersahaja. Aku memetik hikmah yang banyak dari pertemuan ini.
Aku jadi sadar bahwa sesungguhnya selama ini aku tertipu dengan aksesoris-aksesoris dunia. Aku belum menjadikan Allah prioritas utama untuk berpulangnya segala hal.

Ucapnya, sosok mbak ii sudah cukup melekat di anak saya, sudah seperti ibunya anak-anak. Saya melihat kedekatan kalian. Kita saling berkomunikasi untuk kebaikan anak saya.  

Ucapnya, Segala urusan berkaitan dengan Allah itu harus direspon positif oleh manusia, apalagi kita sebagai orangtua.

Ucapnya, Semua yang sudah kita upayakan, kembali lah kepada Allah berpulang segala urusan. Allah yang atur (Kalian tahu, ungkapan ini benar-benar Qaulan Tsaqilaa ungkapan ini keluar dari seorang yang sangat dekat dengan Allah. Aku benar-benar rasakan itu).

Ucapnya, Komunikasikan segala mimpi-mimpi kita ke anak didik ataupun anak nasab kita. Support segala hal yang berkaitan dengan HabluminnaAllah (Jodoh, Sehat, Sakit, Maut, dan Rizqi) dengan posistif. Jangan lukai hati anak-anak dengan respon negatif kita.

Ucapnya, produktiflah dalam menunggu. Menunggu rizki Allah hadir untuk kita. pun itu tentang jodoh. Persiapkan Tsaqofah (pengetahuan), Ruhiyah (spiritualitas), Fanniyah (keterampilan), Iqtishodiyah (perekonomian), dll.

Ucapnya, Allahusshomad (Allah tempat meminta segala sesuatu). Nanti kalau sudah bersuami, Allah lah Shomadmu. Jangan ada shomad-shomad yang lain.

Ucapnya, Era saat ini, pembinaan seorang muslim tidak lagi hanya tentang materi-materi pembelajaran dan pembinaan. Itu semua sudah bisa diakses di mana saja. Buku, internet, dsb. Hari ini adalah era aplikasi. Ayah dan Ibu sebagai contoh aplikasi riil bagi anak dalam menempa diri menjadi muslim sejati.


Ketika pembicaraan berlangsung, aku menitikkan airmata. Saat makin sadar, Allah lah tempat kita kembali. Kampung Akhirat lah tempat kita berkumpul, dan Cita-cita kita adalah menjadi prajurit-prajurit Allah.


Tidak sampai disitu, gemuruh hatiku terus berlanjut, saat ia ucapkan, Ummi sendiri yang melamarkan wanita tersebut buat Abi. Abi tidak sedikit pun mengetahui. setelah dua pekan Ummi tunggu jawaban, hari Kamis Ummi minta Abi akad nikah dengan wanita itu.
Ummi sendiri yang telepon anak-anak untuk mengabarkan hari bahagia tersebut. mereka menyebut wanita itu dengan Bunda.

Tujuh tahun Ummi bersama wanita itu. mengarungi panas dan hujan dalam dakwah, tidak terbersit hal tersebut sampai Allah berikan ilham bagi Ummi melamarkannya untuk Abi tahun 2010. Ummi bilang sudah banyak yang berbilang namun mereka bersama syaithon. Tapi kita, marilah Bi, kita bersama Allah.

Ucapnya, Ummi menanti rizqi lagi ayat-ayat Allah apa yang akan Ummi laksanakan lagi.

Y Allah Ummi, bahagia rasanya hari ini bisa bertemu Ummi.

Ucapnya, ikatan hati karena Allah yang bisa membuat kita bertemu.

Ummi Abi lah murabbi (guru) pertama bagi anak-anak kami. orang-orang diluar itu (murabbi/guru) yang membantu kami, jadi tidak apa-apa bagaimanapun karakternya, rizqi masing-masing anak.

dan akhirnya kami berpisah, aku mohon izin kepadanya untuk kembali ke ruangan kerjaku karena sudah pukul 09.00 WIB. Aku tawarkan beliau untuk ke ruanganku agar bisa bertemu dengan teman-temanku yang lain.

Ucapnya, Ummi mau lanjut baca Al-Qur'an dulu ya, tadi belum sampai satu juz. nanti kalau sempat Ummi ke sana.

 Aku hantarkan sekotak brownies untuknya. Ia berucap lagi, Tahaddu Tahabbu (Saling memberi hadiahlah kamu maka kamu akan saling mencintai).

AllahuAkbar.

*Tulisan ini tidak runut alur ceritanya, dituliskan seingat penulis. Tidak dilebih-lebihkan. Maklumlah, Aku ini Sanguinis Populer. Agak lupa runut, maka dari itu segera menuliskan, agar makin tidak lupa inti-intinya.

Sawangan, 05 Januari 2011

#TarbiyahMadalHayah

*jika mau meng-copy mohon izin dulu ke penulisnya :)